Total Pageviews

Friday, May 6, 2011

Saat muda saatnya menabung....


Kapan harus mulai berinvestasi? Dan apa hubungannya dengan asuransi?

Keadaan dan kondisi perekonomian yang fluktuatif memicu banyak orang untuk berkonsentrasi dalam meningkatkan kekayaan pribadi mereka. Peningakatan kekayaan ini biasanya dilakukan dengan cara menanamkan modal di berbagai instrument investasi. Beberapa instrumen investasi yang sering dijadikan penanaman modal ialah:

Deposito
Instrumen investasi ini adalah tipe konservatif. Deposito ini juga merupakan favorit dari kebanyakan tipe investor. Deposito memberikan imbal hasil (bunga) yang relatif kecil dengan hampir tidak ada resiko. Akan tetapi bunga deposito ini adalah menjadi tidak signifikan karena hampir selalu lebih kecil apabila dibandingkan dengan tingkat inflasi. Sehingga dalam jangka panjang, berinvestasi dalam deposito akan menurunkan nilai uang (value of money) dari investor itu sendiri.

Obligasi (Bonds)
Instrumen ini pada dasarnya adalah berupa surat hutang. Obligasi dapat dikeluarkan oleh perusahaan (Corporate Bonds) maupun Negara (Government Bonds). Untuk obligasi Negara contoh yang paling mudah dan banyak ditemui adalah ORI (Obligasi Retail Indonesia) atau SUN (Surat Utang Negara). Pada umumnya imbal hasil dari obligasi diperoleh dari 2 hal, yaitu dari kupon (biasanya diberikan setiap periode tertentu, seperti quarterly, semi annually atau annually) dan perubahan (naik turunnya) harga obligasi itu sendiri. Obligasi memberikan imbal hasil yang cukup moderate dibandingkan dengan tingkat inflasi.

Properti : Tanah dan Bangunan
Berinvestasi melalui properti adalah hal yang baik. Harganya relative stabil dan senantiasa naik seiring dengan waktu. Namun harus diingat bahwa instrument investasi ini juga mengandung resiko, seperti : resiko harga fluktuatif yang sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi dan resiko alam (tiba-tiba menjadi daerah banjir, bencana alam, dsb). Selain itu berinvestasi di properti juga membutuhkan biaya maintenance, biaya PBB, dsb.

Reksadana
Instrumen investasi ini sangat memudahkan investor untuk mencoba berinvestasi di berbagai instrument investasi lain dengan dana yang relative kecil. Sebab reksadana adalah kumpulan dana masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi (fund manager) untuk diinvestasikan dalam bentuk saham, obligasi, deposito, dll sesuai dengan profil resiko dari tipe reksadana itu sendiri. Secara umum reksadana dibagi menjadi 4 tipe berdasarkan alokasi dana investasinya, yaitu :

1. Reksadana pasar uang (money market fund)
Pada tipe ini, dana masyarakat yang terkumpul akan diinvestasikan dalam bentuk SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan deposito. Oleh karena itu reksadana pasar uang akan menghasilkan tingkat imbal hasil (bunga atau keuntungan) yang kurang lebih sama dengan deposito.
Tipe ini disarankan untuk investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun)

2. Reksadana pendapatan tetap (fixed income fund)
Tipe reksadana ini akan menginvestasikan dana dalam bentuk obligasi Negara maupun obligasi perusahaan. Disebut sebagai reksadana pendapatan tetap bukan karena harga dari reksadana ini akan selalu naik sehingga akan menghasilkan bunga secara konstan, namun lebih disebabkan karena investasi dalam bentuk obligasi akan memberikan bunga (dari kupon) tetap secara periodik. Walaupun bunga dari kupon besarannya sudah pasti dan akan diterima dalam periode yang tetap, namun harga dari obligasi itu sendiri dapat berfluktuasi sehingga harga dari reksadana tipe ini juga akan berfluktuasi (bisa naik ataupun turun). Imbal hasil yang diberikan oleh reksadana pendapatan tetap ini akan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana pasar uang. Tipe ini disarankan untuk investasi jangka menengah (1-3 tahun)

3. Reksadana campuran (balanced fund)
Tipe reksadana ini akan menginvestasikan dananya sebagian dalam bentuk obligasi dan sebagian lagi dalam bentuk saham. Tingkat resikonya cukup tinggi, namun hal ini dikompensasi dalam bentuk imbal hasil yang relatif tinggi juga.
Tipe ini disarankan untuk investasi jangka menengah (3-5 tahun)

4. Reksadana saham (equity fund)
Ini merupakan reksadana yang paling beresiko, sebab sebagian besar (sekitar 80%) dana akan diinvestasikan dalam bentuk saham. Namun jangan terlalu khawatir, sebab reksadana yang dikelola oleh manajer investasi (fund manager) tidak akan diinvestasikan dalam saham dari perusahaan kecil dimana harganya sangatlah berfluktuasi. Pada umumnya saham-saham yang dipilih adalah saham “blue chip”, yaitu saham dari perusahaan raksasa (seperti Telkom, Unilever, BCA, Bank Mandiri, Indofood, dll) yang memiliki kapitalisasi yang sangat besar. Saham jenis ini memiliki tingkat resiko yang masih bisa ditolerir, namun juga memiliki imbal hasil yang menjanjikan.
Tipe ini disarankan untuk investasi jangka panjang (di atas 3 tahun)


Saham

Dengan membeli saham, maka investor telah melakukan penyertaan modal terhadap perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Atau dalam kata lain berarti investor itu telah memiliki sebagian dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Dengan demikian, apabila performance perusahaan meningkat, maka harga sahamnya biasanya akan meningkat juga dan demikian sebaliknya.
Instrumen investasi ini hanya disarankan bagi investor yang memiliki pengetahuan yang memadai akan dunia saham, memiliki dana yang cukup besar, dan terutama harus memiliki risk appetite atau tingkat toleransi akan resiko yang tinggi. Hal ini disebabkan karena berinvestasi di saham memang dapat memiliki tingkat imbal hasil yang sangat tinggi, namun jangan terlena sebab dibelakang itu semua juga terdapat resiko yang tidak kalah besarnya.

Foreign exchange
Berinvestasi di foreign exchange biasanya dilakukan oleh investor dengan membeli mata uang tertentu (US Dollar, Euro, Yen, Singapore Dollar, dsb) dengan ekspektasi harganya naik sehingga dapat dijual kembali dengan mendapatkan keuntungan atas harga tersebut. Investasi di mata uang asing (foreign exchange) sangat dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di negara yang bersangkutan. Hal-hal tersebut antara lain adalah tingkat ekspor impor, tingkat pengangguran, dll dari Negara yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan kejelian, pengetahuan dan tingkat toleransi akan resiko yang cukup tinggi agar dapat memperoleh hasil yang optimal dari investasi di instrument ini.
Investasi di instrument ini seperti pada saham, dimana dapat menawarkan imbal hasil yang tinggi namun juga disertai dengan resiko yang tinggi.



Dari berbagai instrumen investasi ini, tidak menggambarkan mana yang lebih baik ataupun mana yang lebih beresiko, hal ini dikarenakan setiap instrumen ini memiliki sifat dan karakter yang berbeda didalam-nya sehingga penempatan instrumen harus tepat dan tidak boleh salah berdasarkan dari jangka waktu yang dibutuhkan dan tingkat keuntungan yang diinginkan. Namun disamping itu maksud dari suatu investasi adalah menekankan pada tujuan seseorang yang dapat terfokus pada sebuah tujuan atau impian seseorang dimasa depan .

Seseorang berinvestasi untuk sebuah atau beberapa tujuan, rata-rata tujuan umum yang sering ditujukan dalam investasi adalah :

Pensiun sejahtera
Tidak selama-nya orang ingin berkerja seumur hidup ataupun tidak selamanya kondisi fisik seseorang masih dapat mampu berkerja pada saat kondisi dia sudah tidak memungkinkan untuk produktif dikarenakan faktor usia. Hal ini menjadi tujuan seseorang untuk mulai berinvestasi yang dimana hasilnya akan dipergunakan sebagai tabungan dimasa dia tua nantinya. Investasi di masa tua haruslah diperhitungkan dengan sangat detail, berapa lama lagi dia akan pensiun, biaya hidup perbulan saat ini dan di masa pensiun yang diperhitungkan berdasarkan inflasi dan future value, sehingga seseorang dapat melakukan perencanaan investasi yang tepat untuk di masa pensiun dia. Perncanaan dana pensiun yang tidak tepat mengakibatkan seseorang tidak dapat pensiun dan tetap harus berkerja untuk mencukupi dana kehidupan kesehariannya oleh karena itu dalam melakukan perencanaan ini harus di perhitungkan secara tepat.

Jaminan pendidikan anak
Sama halnya melakukan investasi yang ditujukan untuk pendidikan anak, masa pendidikan rata-rata seorang anak dimulai dari umur 3 tahun sampai dengan usia 22 tahun yakni 19 tahun lamanya biaya yang harus dikeluarkan oleh orang-tua untuk membiayai pendidikan dari awal sampai lulus sarjana strata 1. Didalam melakukan perencanaan pendidikan tetap perlu diperhitungkan besarnya biaya rata-rata pendidikan di setiap tingkatannya, dimana biaya-biaya ini tergantung dengan tempat pendidikan anak disekolahkan. Disamping itu tingkat inflasi perlu di perhitungkan pada masing-masing waktu pada saat dibutuhkan dana tersebut. Perencanaan pendidikan yang tepat menjamin keadaan pendidikan seorang anak untuk mendapatkan yang terbaik.

Investasi Ibadah
Beberapa orang melalukan investasi yang tujuan nantinya akan dipergunakan untuk ibadah. Beberapa bentuk dari kegiatan ini ialah mengunjungi tanah suci atau membangun tempat ibadah untuk meningkatkan iman kepada sang pencipta. Dalam melakukan investasi yg ditujukan untuk ibadah, tetap harus di perhitungkan kapan akan dipergunakan dan berapa nilai atau jumlah yang dibutuhkan pada masa itu. Sehingga penempatan jumlah dan alokasi dana dapat dilakukan dengan tepat.

Membeli rumah, mobil dll
Melakukan investasi untuk membeli rumah, mobil atau yang lainnya adalah termasuk dalam kebutuhan utama saat ini sehingga banyak orang yang melakukan investasi untuk mendapatkannya. Kebutuhan untuk membeli rumah perlu di perhitungkan nilai investasi yang tepat dan berapa nilai inflasinya atas kenaikan harga, perbedaan lokasi akan menjadikan perubahan nilai harga yang signifikan. Oleh karena pertimbangan akan nilai investasi harus diseuaikan dengan kebutuhan yang akan di pergunakan nantinya.


Tapi ingat, tujuan itu bukan datang besok. Investasi sesorang tidak akan terkumpul begitu saja. Perlu proses yang panjang. Bukan tidak mungkin kita akan menggunakan dana yang telah kita kumpulakn dalam instrumen investasi kita untuk hal-hal mendadak seperti : sakit, musibah, kecelakaan atau berbagai resiko lainnya. Jika hal-hal itu terjadi, haruskah kita mengorbankan tabungan masa pensiun kita, tabungan pendidikan anak-anak kita dengan mengambil uang yang seharusnya ditabung untuk mereka? Hal ini akan menjadi ke khawatiran yang besar apabila tidak disadari dari sekarang. Maka apabila seseorang sudah memiliki sebuah tabungan, tetap harus memiliki asuransi untuk melindungi nilai tabungan yang ada didalamnya dari resiko-resiko yang dapat terjadi.

No comments:

Post a Comment