Total Pageviews

Friday, September 21, 2012

Alasan mengapa wanita yang sebaiknya mengelola keuangan personal tumah tangga anda

Buat para lelaki mohon ma'af nih, ternyata kita baru saja di dilewati oleh para wanita dalam pengelolaan uang yang lebih baik. Beberapa penelitian menunjukan bahwa adanya pergeseran didalam pengelolaan keuangan dari tanggung jawab utama para kaum pria selama ini, ternyata jauh lebih baik apabila di managed oleh kaum wanita. Kita semua menyadari pada saat ada permasalahan keuangan biasanya ini bisa mengacaukan urusan rumah tangga.

Dan kenyataan-nya, memiliki keterlibatan atau kepemilikan joint account dalam sebuah bank malah menurunkan tingkat resiko adanya kesalahan didalam komunikasi dan informasi didalam keuangan, "KETERBUKAAN PENGELOLAAN DIDALAM KEUANGAN KELUARGA SANGATLAH PENTING", hal ini akan sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan didalam keluarga. Namun ada beberapa pendapat kaum pria yang gak setuju dengan hal ini, kali ini akan kita lihat kenapa wanita lebih baik dalam mengelola keuangan keluarga. 

  1. Wanita yang mengelola kebutuhan rumah tangga dalam kesehariannya.  Meskipun mereka bekerja penuh atau paruh waktu, mereka tidak penah melupakan tugasnya dalam menjaga kebutuhan rumah tangga-nya. Kenyataan-nya hampir seluruh pengeluaran yang besar didalam rumah tangga seperti kebutuhan dapur, pemeliharaan rumah dan hiburan di kelola baik oleh mereka. Oleh karena itu mereka lebih sangat tau apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengelola kebutuhan ini menjadi lebih baik, maka sebaiknya biarkanlah para wanita turut andil dalam pengelolaan keuangan keluarga.
  2. Wanita sangat takut dengan hutang.  Penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa wanita amat sangat terintimidasi oleh hutang dibanding dengan kaum pria. Wanita lebih cenderung menabung untuk membeli barang mahal dibandingakan berhutang. Hutang adalah nomer 1 dalam permasalahan keuangan keluarga. Oleh karena itu akan sangat baik sekali apabila kita menyerahkan urusan keuangan kita pada seorang wanita, karena mereka sangat takut akan berhutang sehingga dalam pengelolaan-nya pun akan sangat berhati-hati.
  3. Wanita sangat konservatif didalam melakukan investasi. Setiap investor yang sukses harus berlatih kesabaran dan disiplin pada saat melihat grafik investasi menunjukan fluktuasi -  terutama pada keadaan pasar saham saat ini. Ego, kebangaan, dan percaya diri yang berlebihan (biasa kebanyakan ditemukan oleh kaum pria) harus dihilangkan dalam pengaturan keuangan. Wanita biasanya lebih kebalikannya dan sangat panik apabila mereka mengalami kerugian dalam berinvestasi.
  4. Wanita lebih baik dalam menemukan suatu nilai.  Diatas sebuah rata-rata, kaum  pria lebih boros dibanding wanita pada saat berbelanja dihari lubur mereka. Memiliki kemampuan  untuk mengidentifikasi akan suatu nilai dan kebutuhan (seperti yang diharapkan) adalah sangat berharga didalam investasi dan pengelolaan keuangan, Rp 1000,- yang di selamatkan maka Rp 1000,- yang dapat ditabung!
  5. Wanita memiliki sudut pandang yang unik.  Sebuah keluarga seharusnya menjadi rekan yang memiliki kekuatan memberi suara yang sama. Wanita harus  diberikan kesejajaran dalam pengaturan pemasukan dan pengeluaran dirumah tangga..
  6. Wanita dapat mengatur lebih baik. Satu-satunya cara suatu keluarga sukses didalam keuangan adalah kemampuan mereka dalam mengikuti anggaran yang sudah di tetapkan. Mengatur pengeluaran  menjadi sangat mudah di lihat dan di akses menjadi kunci utama-nya. Semakin baik suatu keluarga dalam mengatur keuangan-nya, semakin tinggi kesempatan anggaran anda menjadi lebih baik.
  7. Wanita mengidentifikasi masalah lebih cepat dan akurat.  Kebanyakan keuangan keluarga saat ini selalu berantakan. Saya melihat ternyata pada saat beberapa pasangan mulai menyerahkan urusan keuangannya pada wanita maka perlahan-lahan  keadaan keuangan menjadi lebih baik. Oleh karena itu bisa dipastikan bahwa wanita sangat memprioritaskan keamanan suatu finansial keluarga sehingga mereka sangat peka terhada sesuatu hal yang menjadi masalah dan menganggu keuangan rumah tangga mereka.
  8. Pria terbiasa lebih mudah terburu-buru atau lupa membayar tagihan.  Ini adalah fakta.. 25% dari pria mengakui telat membayar kredit mereka, hal ini juga diakui oleh beberapa wanita namun hanya 17%. Membayar kredit secara terlambat dapat menimbulkan tambahan bunga  dan meningkatnya pengeluaran yang harus dibayarkan. Oleh karena itu jadwalkan pembayaran anda paling tidak 3 hari sebelum tanggal jatuh tempo.
  9. Wanita memiliki keinginan besar dalam kemapanan keuangan.  Didalam sebuah penelitian antara pria dan wanita, ranking wanita akan keinginan untuk kemapanan keuangan lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Penelitian menunjukan bahwa pria umur 30-an telah bekerja untuk sebuah perusahaan selama bertahun-tahun dan telah menjadi ketergantungan terhadap perusahaan tersebut. Dilain sisi para wanita didalam lingkungan kerja yang sama, mereka lebih mencari kesempatan yang lebih baik dibanding hanya berada di perusahaan itu saja.
Oleh karena itu dari beberapa poin pertimbangan ini, ada baiknya kita memikirkan untuk mengikutsertakan wanita didalam mengatur keuangan rumah tangga kita untuk lebih baik lagi.

Monday, May 23, 2011

Bagaimana cara seseorang profesional memulai di bidang sales??


Bagi orang yang berkecimpung dalam bidang direct sales banyak sekali poin-poin penting yang perlu di perhatikan sebelum melakukan penjualan, dimana salah satunya adalah menetukan target market (Calon nasabah) yang tepat. Kesalahan dalam mengidentifikasikan target market yang tidak tepat dapat mengakibatkan seorang direct sales tidak mencapai nilai penjulan yang diinginkan atau bisa terjadi kegagalan dalam melakukan penjualan. Oleh karena itu seorang direct sales dituntut kemampuannya untuk dapat menentuan kriteria target market yang sesuai dengan kebutuhan dia. Penentuan ini meliputi bebrapa aspek seperti tipe market, segmen market, demografi, dan psikografi.

Pertanyaan dasar yang menjadi kendala utama

Bagi yang memulai karirnya sebagai direct sales pasti akan banyak sekali pertanyaan yang muncul didalam pikiran sehingga memberikan dampak keraguan dan ketakutan akan gagalnya seorang direct sales dalam memulai karirnya. Apabila seluruh pertanyaan tersebut bisa kita golongkan menjadi sebuah pertanyaan mendasar, maka kita akan menemukan dua pertanyaan utama yang selalu membuat kita khawatir. Pertanyaan mendasar yang sering kita temui dalam memulai karir kita sebagai direct sales adalah :

· -Saya tau betul target market saya, tapi saya tidak tau apa kebutuhan mereka?

· -Saya tau apa yang saya jual tapi saya tidak tau kepada siapa saya harus menjualnya?

Kedua pertanyaan ini masing-masing memiliki beban yang sama dalam menentukan berhasil tidaknya seorang direct sales. Maka oleh karena itu mari kita coba mencari jawaban dari kedua pertanyaan mendasar tersebut.

Saya harus memulai dari mana?

Hal termudah bagi seorang direct sales adalah menggolongkan tipe-tipe market yang dimilikinya, beberapa tipe tersebut adalah:

Hot market

Tipe market ini adalah market yang memiliki kaitan dengan relasi keluarga, dimana hubungan antara target market dan direct sales sangat dekat sekali. Tipe market ini sangat sarankan untuk bagi seseorang yang memulai karirnya di bidang direc sales, hal ini dikarenakan pola komunikasi dan kebutuhan akan target market sudah diketahui sebelumnya. Sehingga akan sangat mudah bagi direct sales pemula untuk melakukan penjualan.

Warm market

Tipe market warm biasanya di kategorikan dengan relasi-relasi yang dikenal cukup baik dilingkungan network direct sales. Relasi ini dapat digolongkan sebagai sahabat / temen dekat, rekan kerja, atau sosialisasi dilingkungan sekitarnya. Melakukan penjualan terhadap warm market tidak semudah terhadap hot market. Seorang direct sales setidaknya harus memiliki pengalaman sales skills baik dan melakukan komunikasi yang cukup baik didalam melakukan penjulan untuk tipe market ini.

Cold market

Untuk seseorang yang baru pertama kali bergabung di dunia direct sales sebaiknya menghindari penjualan ke tipe market ini. Cold market adalah pangsa pasar yang dimana direct sales tidak mengenal sama sekali siapa calon marketnya, sehingga tidak mudah bagi dia untuk melakukan penjualan dikarenakan dibutuhkan sales skills yang sangat baik dan pola komunikasi yang sangat profesional.


Bagaimana cara mendapatkan target market yang tepat?

Untuk menjadi seorang profesional direct sales maka kita harus paham betul siapa calon nasabah kita sesungguhnya. Kepada siapa kita akan melakukan penjualan, bagaimana karakter calon nasabah kita, besar pangsa pasar dan letak calon nasabah itu sendiri. Mendapatkan calon nasabah yang tepat sangatlah penting, hal ini dikarenakan probabilita keberhasilan penjualan akan sangat tinggi, disamping itu dengan mengenal baik tipe calon nasabah kita maka biaya, proses penjualan dan waktu dapat di tekan seminimal mungkin agar menjadi lebih efektif dan efisien.

Beberapa cara untuk mendapatkan target market yang tepat yakni:

· Buatlah test kecil pada saat melakukan proses penjualan;

Klasifikasikan target market berdasarkan Demographic Level (umur, pendapatan, pendidikan, status dan jenis kelamin) dan Psychographic Level (gaya hidup, kelas social, aktifitas dan minat, sikap dan kepercayaan). Fungsi klafikisai ini sangat membantu dalam menggolongkan tipe-tipe calon nasabah untuk menjadi lebih spesifik yang sesuai dengan kriteria calon nasabah yang sesuai dengan kemampuan direct sales, sehingga mempermudah direct sales untuk menentukan calon nasabah yang tepat.

· Lakukan sebuah fit and proper test antara kamu dengan calon nasabah yang kamu temui.

Lakukan sebuah test dengan bertemu berbagai macam karakter dari calon nasabah yang dimiliki oleh direct sales. Dari beberapa pertemuan itu cobalah untuk melakukan beberapa cara proses penjualan yang berbeda dengan beberapa tipe calon nasabah untuk mengetahui proses penjualan yang paling sesuai dan fit buat calon nasabah.

· Samakan tingkat selling skill yang kalian miliki dengan karakter calon nasabah berdasarkan:

§ Communication Style: samakan gaya bahasa yang digunakan pada saat berjualan antara direct sales dan calon nasabah.

§ Understanding Point of View: pastikan dalam penyampaian informasi dari kebutuhan dan permintaan antara direct sales dan calon nasabah sudah sejalan.

§ Flexibility: Dalam proses berjualan kepada calon nasabah cobalah lebih flexible didalam melakukannya, hal ini untuk mempermudah ruang gerak direct sales dalam memahami keinginan membeli calon nasabah yang sebenarnya.

· Ciptakan network atau market social berdasarkan dari calon nasabah yang tepat.

Menciptakan network atau market social yang potensial dan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk dijadikan sebagai target calon nasabah nantinya, sama seperti membuat sebuah ladang kebun yang siap untuk dipanen kapanpun. Maka dengan cara mengadakan gathering atau regular event yang sesuai dengan minat nasabah baik yang telah membeli produk anda atau masih sebagai calon nasabah nantinya, maka hal ini akan menciptakan probability pangsa pasar (nasabah baru) yang semakin membesar dan tiada habisnya.

Tuesday, May 17, 2011

9 hal mengenai kenapa asuransi jiwa?


Kenapa orang cenderung malas membahas topik asuransi jiwa?
Sesungguhnya mereka menghindari pembicaraan tentang asuransi karena berhubungan dengan hal-hal yang tidak mereka sukai. Wajar bukan? Jika kita- katakan- tidak suka dengan seorang artis, maka kita pasti enggan membicarakannya bukan. Mendengarkan namanya atau lagunya saja sudah mual rasanya perut ini hehehe…
Kematian, kecelakaan, cacat dan sakit. Kata-kata yang semoga saja kita tidak pernah mengalaminya. Semua orang mungkin membenci keadaan tersebut.
Sayangnya dengan bersikap demikian berarti mereka menghindari sebuah bagian vital daari sebuah perencanaan keuangan. Semua orang pasti meninggal bukan, dan 80% orang meninggal pasti melewati masa-masa kritis. Kecelakaan yang menyebabkan kecacatan dapat terjadi kapan saja, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Banyak kasus bermunculan dimana keluarga ditinggalkan menderita bertahun-tahun akibat sang pencari nafkah meninggal.

Kenapa banyak sekali orang yang tidak percaya dengan Asuransi Jiwa?
Setiap orang ingin pergi ke surga, tapi tidak seorangpun yang ingin mati, hanya sebuah peribahasa. Sebagai orang yang beragama tentunya kita harus yakin dan ikhlas bahwa semua orang pasti meninggal, bukan?
Orang pasti akan percaya dengan asuransi jika dia percaya bahwa keluarganya akan menerima sejumlah uang di saat-saat kritis. Permasalahannya adalah untuk mendapatkan proteksi itu kita mesti mengeluarkan sejumlah uang. Dan kita tidak mendapatkan apapun di saat kita membayarkan premi. Beda dengan pakaian atau makanan yang dapat kita pakai atau makan sesaat kita bayarkan uangnya di kasir.
Jadi pada saat orang tidak ingin mengeluarkan sejumlah uang untuk proteksi (yang belum tentu terasa akibatnya secara langsung), pada saat itulah dia akan mengeluarkan alasan bahwa dia tidak percaya dengan asuransi. Ironis sekali, karena dia akan mengorbankan kelangsungan kesejahteraan keluarganya jika dia tenyata sudah tidak dapat menghasilkan karena sakit kritis, kecelakaan atau bahkan meninggal.

Lalu kenapa pula kebanyakan orang menghindari agen asuransi jiwa?

Sebuah kenyataan bahwa asuransi jiwa adalah salah satu produk yang sangat sulit dijual, karena di dalamnya membahas hal-hal yang tidak diinginkan kejadiannya oleh konsumen. Karena kenyataan tersebutlah banyak pemasar asuransi terkadang menggunakan cara yang terlalu “memaksa” yang membuat jengkel pada konsumen. Dan naluri semua orang adalah tidak suka ditekan.
Akibat dari persepsi negatif ini adalah banyak keluarga yang ditinggal dalam keadaan finansial yang tidak terproteksi. Adalah hal penting untuk memisahkan ketidaksukaan terhadap PRODUK ASURANSI JIWA (dan kebutuhan mereka akan asuransi jiwa) atau ketidaksukaan terhadap AGEN PEMASAR-nya.

Kenapa banyak orang yang merasa tidak memerlukan asuransi jiwa?
Sekali lagi ini adalah senuah persepsi yang sangat tidak menguntungkan tapi sudah berlaku umum, karena dipengaruhi oleh informasi baik dan buruk ; benar dan salah. Kebanyakan orang sebenarnya merasa tidak memerlukan asuransi dalam kondisi tidak mengerti konsep asuransi jiwa sendiri.
Karena kebanyakan pemberitaan mengenai asuransi jiwa adalah buruk, jadi ini yang membentuk opini publik dan kemudian tidak menyenangi asuransi jiwa. Agen yang menjengkelkan, buang-buang uang, mendoakan orang mati cepat, dan berbagai alasan lain yang dimunculkan yang sebenarnya bermuara pada ketidakmengertian akan konsep asuransi. Dan ini pulalah yang membentuk mindset bahwa mereka tidak perlu asuransi.
Cobalah untuk bijaksana untuk mengesampingkan berbagai persepsi negatif dan menilai terlebih dahulu secara netral manfaat asuransi jiwa. Apakah memang Anda benar-benar tidak membutuhkannya? Atau justru sangat membutuhkannya?

Kenapa banyak orang merasa tidak memiliki uang untuk asuransi jiwa?
Permasalahan uang disini sebenarnya bukan masalah memiliki atau tidak, melainkan apakah asuransi jiwa ditempatkan pada prioritas “belanja” atau tidak. Karena kompetisi dari produk atau investasi lainnya yang jelas lebih nyata akan membuat orang merasa asuransi bukan menjadi prioritas utama. Ini adalah prioritas utama yang “manfaat” belum akan Anda rasakan sekarang. Ingat pepatah lama : “jangan mulai menggali sumur ketika Anda sudah merasa haus, karena itu sudah menjadi sangat terlambat.”

Kenapa banyak orang ragu untuk mengasuransikan diri mereka?
Menunda memang karakter umum manusia. Dan kita tentu akan terus berusaha berpikir bahwa kita akan sehat selamanya. Pemikiran semacam itu yang akan mebawa orang untuk tetap mengulur-ulur waktu. Sampai pada waktunya kejadian yang mereka takutkan itu datang, sakit kritis misalnya, mereka baru akan bisa berpikir positif tentang asuransi.

Kenapa muncul persepsi umum bahwa bentuk investasi lain lebih menguntungkan dari asuransi jiwa?
Apabila Anda dapat menjamin kesejahteraan finansial kelaurga Anda dan menjamin bahwa Anda akan berumur panjang, mungkin produk asuransi akan menjadi produk yang lebih tidak menarik dibanding produk investasi lainnya. Fungsi utama asuransi adalah perlindungan finansial pada saat dibutuhkan, yakni pada saat orang meninggal atau menjadi cacat karena sakit kritis atau kecelakaan. Lagipula asuransi bukanlah produk investasi, jadi jangan berpikir untuk mencari untung dari asuransi.

Kenapa orang-orang kaya merasa tidak memerlukan asuransi?
Orang kaya biasanya memiliki harta yang banyak dalam bentuk harta tak bergerak, dan mereka justru sangat jarang “menebalkan” isi dompetnya dengan uang. Ketika seluruh harta tertanam di barang tak bergerak, maka kemungkinan uang tunai yang tersedia untuk membayarkan kebutuhan mendadak atau rekening medis yang mahal akan sangat kecil.
Asuransi jiwa akan melindungi saat kritis sehingga mereka tidak perlu melikuidasi aset mereka pada saat yang tidak tepat. Bayangkan jika Anda harus menjual mobil Anda untuk melunasi biaya rumah sakit, selain repot, mungkin Anda tidak akan mendapatkan harga jual yang terlalu baik karena semua dilakukan dengan buru-buru dan BU (butuh uang…hehe)

Kenapa banyak orang merasa bahwa asuransi jiwa hanya bagi orang kaya saja?
Justru kemungkinan mereka yang tidak perlu lagi karena mereka sudah punya “sesuatu” yang diwariskan buat keluarganya jika si kepala keluarga meninggal. Lalu bagaimana si “menengah”, jika untuk menyisihkan 10% dari penghasilan mereka saja sudah tidak sanggup, lalu bagaimana jika mereka kehilangan 100% dari pemasukan keluarga mereka?
“Penghasilan Anda dapat digunakan untuk membeli rumah baru apabila rumah Anda musnah ditelah api tanpa asuransi"

“Pernghasilan Anda dapat dipergunakan untuk menggantikan mobil apabila mobil Anda rusak tanpa asuransi”

“Dapatkah penghasilan Anda digantikan apabila Anda meninggal tanpa asuransi?”

7 mitos membeli asuransi jiwa


Kesadaran masyarakat untuk membeli produk asuransi sering disebut masih rendah. Hal ini sebagian disebabkan adanya dugaan-dugaan mengenai kerugian atau ketidakleluasaan yang akan diperoleh jika Anda membeli produk asuransi. Benarkah demikian?

Inilah yang perlu diluruskan. Asuransi jiwa adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Tetapi, salah pengertian mengenai asuransi jiwa bisa mencegah orang untuk mendapatkan manfaatnya. Kelak, ketika terjadi masalah, ia baru sadar seharusnya sudah sejak lama membeli asuransi. Agar Anda tidak termakan gosip atau omongan orang mengenai asuransi jiwa (yang belum tentu benar), sebaiknya Anda kenali dulu mitos-mitos seputar asuransi jiwa yang paling populer.

1. Orang yang masih muda dan lajang tidak membutuhkan asuransi
Adakah orang yang mengalami kerugian ketika kita meninggal dunia? Bagaimanapun juga, meskipun kita tidak bergantung pada orang lain, kita tetap akan meninggalkan utang kartu kredit, cicilan rumah, pinjaman tunai, hingga biaya pemakaman. Kebijakan asuransi jiwa umumnya akan menutup biaya-biaya ini. Semakin cepat, atau semakin muda Anda membeli asuransi, Anda bisa mendapatkan premi yang lebih rendah. Asuransi juga akan menjamin biaya-biaya yang Anda keluarkan bila Anda mengalami masalah kesehatan kelak.

2. Hanya orang yang sudah mempunyai anak yang butuh asuransi
Menurut Michael Bonevento, senior financial advisor di Ameriprise Financial Services, Inc., mereka yang menikah dan menikah dengan anak, atau menikah dengan anak berkebutuhan khusus, mungkin punya kewajiban membeli asuransi. Meskipun begitu, ada banyak contoh dimana para lajang juga memiliki asuransi. Ketika si lajang datang dari keluarga yang kurang berada, ia bisa meninggalkan klaim asuransi untuk keluarganya bila terjadi masalah padanya. Jadi, ia mengambil asuransi untuk memastikan keluarganya tidak mengalami masalah keuangan saat ia sudah tak ada.

3. Jika perusahaan sudah memberikan asuransi, untuk apa lagi membeli asuransi?
Banyak perusahaan yang menyediakan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk karyawannya, yang nilainya mungkin setara dengan gaji Anda setahun. Hal ini mungkin saja merupakan benefit bagi Anda, tetapi bagaimana jika Anda tak bekerja lagi di perusahaan tersebut? Bukankah Anda tak bisa meramal kapan Anda akan mengalami risiko-risiko yang mungkin terjadi? Bagaimana jika mendadak Anda harus dirawat di rumah sakit? Mungkin akan terlambat jika Anda baru membeli asuransi ketika sudah membutuhkannya untuk mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat risiko itu.

4. Asuransi jiwa umumnya terlalu mahal
Saat akan membeli asuransi, Anda akan diberi pilihan untuk biaya premi yang sesuai dengan kemampuan Anda. Premi yang dipilih orang yang masih muda tentu akan lebih rendah daripada orang yang sudah mapan. Selain itu, selain dibayar tahunan, ada pula premi yang bisa dibayar bulanan. Nilai premi ini bisa Anda tingkatkan ketika kondisi keuangan Anda semakin baik.

5. Semua kebijakan asuransi sama
Namanya juga produk atau barang dagangan. Masing-masing pasti punya kelebihan dan kekurangan, yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan tersebut mungkin menggunakan istilah yang sama, namun substansi mengenai apa yang di-cover bisa berbeda. Jadi saat Anda membeli produk asuransi, jangan sekadar mempertimbangkan harganya saja. Bacalah baik-baik kebijakan yang diberikan agar Anda tidak merasa ditipu belakangan.

6. Ibu rumah tangga tidak perlu membeli asuransi
Anda mungkin tidak memiliki penghasilan, tetapi Anda tentu tetap harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya, kesehatan anak, kebutuhan sandang-pangan, perawatan rumah, dan lain sebagainya. Bila suami mendadak meninggal dunia, atau tak mampu bekerja lagi, kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu harus Anda penuhi sendiri. Nah, asuransi jiwa dapat menjamin keamanan Anda saat pasangan tidak lagi hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda.

7. Membeli asuransi itu rumit
Memang dibutuhkan waktu untuk memproses pembelian asuransi Anda, termasuk persetujuan permintaan asuransi yang Anda ajukan. Namun saat ini financial planner alias agen asuransi sudah menerapkan jemput bola. Artinya, merekalah yang mendatangi Anda dan mengurus segala sesuatunya. Bila kurang jelas dengan hak-hak dan kewajiban Anda, Anda juga bisa mengaksesnya sendiri di website-nya. Anda juga bisa membandingkan sendiri dengan produk asuransi lainnya. Jika masih kurang jelas, Anda bisa menjadwalkan pertemuan lagi dengan agen Anda.



Sumber: Divine Caroline
*
dikutip dari kompas.com

Monday, May 16, 2011

10 alasan kenapa anda membutuhkan Financial Planning



Kalau dibandingkan dengan jaman dulu orang bisa hidup makmur tanpa harus merencanakan keuangan, berbeda sekali dengan keadaan gaya hidup kita dimasa sekarang ini yang lebih konsumtif dan banyak memakan biaya pastinya. Untuk lebih lanjutnya bisa kita lihat jika:

Anda memiliki umur yang panjang.
lama hidup manusia semakin bertambah. Menurut penelitian , seorang bayi yang lahir pada tahun 2004 diperkirakan akan hidup rata-rata hingga umur 74 tahun (untuk pria) dan 79 tahun (untuk wanita). Dan dengan keadaan ini sudah pasti anda membutuhkan tambahan uang.

Membutuhkan dana kesehatan.
Karena anda hidup lebih lama, maka biaya kesehatan anda akan semakin besar. Penyakit diperkirakan semakin banyak dan berbahaya. Sehingga anda juga butuh dana kesehatan setelah anda pensiun.

Menikmati masa pensiun
. Anda akan mengalami masa pensiun lebih lama. Apabila anda memulai pensiun anda pada usia 55 tahun dan rata-rata usia hidup seseorang adalah 75 tahun. Anda akan makan sebanyak 43800 kali selama masa tersebut. Hanya untuk makanan sehat tersebut anda butuh biaya cukup banyak kan? Belum lagi biaya lainnya yang harus anda keluarkan diluar dari biaya makanan itu sendiri.

Banyaknya biaya kebutuhan.
Berbeda dengan gaya hidup di masa lalu, saat ini anda mungkin banyak pengeluaran yang harus di bayar seperti , biaya tv kabel, tagihan ponsel, tagihan internet, bayar tol yang dimana pada jaman dulu ini belum ada.

Anda lebih banyak berpergian.
Anda mengeluarkan banyak biaya untuk berpergian (perjalanan) dibanding untuk berkerja, belanja, dan sekolah. Dan ternyata biaya bensin saja sudah menghabiskan banyakbiaya sekali untuk saat ini.

Menunda untuk menikah.
Sudah umum sekali pada jaman sekarang orang lebih memilih karir dibanding menikah. Akibatnya, anak anda harus sekolah disaat anda sudah pensiun. Oleh karena itu perlunya dipersiapkan dana pendidikan untuk anak-anak anda natinya pada saat sudah tidak ada pemasukan pendapatan lagi.

Biaya membesarkan anak semakin bertambah.
Percaya bahwa ternyata pakaian, makanan, kesehatan anak-anak membutuhkan biaya yang lebih besar dibanding untuk orang dewasa. Bahkan anda juga harus membayar biaya tambahan separti les tari, musik, olah-raga, bahasa asing dan rekreasi.

Anak anda akan kuliah lebih lama.
Pada tahun '80-an, lulusan S1 dianggap sangat bergengsi dan mendapat posisi cukup bagus dalam karir. Saat ini sarjana S1 sudah dianggap sudah biasa, bahkan paling tidak harus S2 untuk mendapat nilai lebih. Dimasa depan, mungkin anak anda membutuhkan gelar Phd untuk meraih pekerjaan yang bagus.

Inflasi.
Suatu instrumen yang tidak disadari oleh kita bahwa ini yang menyebabkan naiknya biaya dan harga barang dari tahun ke tahun.

Kesejahteraan bagi generasi setelah anda.
Anda harus bisa mewariskan kekayaan anda kepada anak anda. Jika anda tidak meninggalkan apa-apa untuk anak anda, maka kesejahteraan anak anda akan menurun.

Ini semua adalah alasan mengapa anda harus memiliki Financial Plan dalam hidup anda. Semakin cepat anda memulai maka semakin mudah anda dalam merencanakannya.

Sunday, May 15, 2011

Kenapa kita perlu mengasuransikan diri kita?


*play video requires real player software.

Kenapa ya harus punya asuransi jiwa pirbadi??? hmm ini jawaban simple-nya:

  1. Dengan memiliki asuransi jiwa, maka saya sudah memberikan bekal untuk keluarga saya apabila saya terkena resiko alamiah, dimana perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang (uang pertanggungan) kepada ahli waris saya, dalam hal ini keluarga saya. Uang tersebut dapat digunakan untuk biaya hidup keluarga saya. Sehingga tidak perlu ada rasa kecemasan pada diri saya karena keluarga saya sudah aman dari masalah financial apabila ada resiko yang terjadi.
  2. Apabila saya mengalami cacat tubuh dan tidak dapat bekerja lagi, saya juga akan mendapatkan uang pertanggungan dari perusahaan asuransi untuk bekal hidup saya dan keluarga saya.
atau bisa juga apabila terjadi:

  1. Ketika saya terdiagnosa terkena penyakit kritis, perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang untuk biaya pengobatan saya. Sehingga saya tidak perlu khawatir lagi dengan adanya masalah financial.
  2. Masuk rumah sakit. Sehingga bisa menghambat pendapatan yang saya peroleh belum lagi biaya rawat inap-nya. Tapi hal tersebut bukanlah masalah karena biayanya bisa di tanggung oleh perusahaan asuransi. Namun sebagai catatan kecil bahwa jumlah uang yang diganti belum tentu 100%, tergantung dari produk dan perjanjian uang pertanggungan yang telah disepakati dalam kontrak asuransinya.
Ini adalah sebagian kecil kegunaan asuransi jiwa. Cukup menarik dan bermanfaatkan :)

Saturday, May 14, 2011

Apa itu asuransi Whole Life??


*view video requires real player software.

Asuransi jenis "whole life" (seumur hidup) melindungi pemegang polis sampai yang bersangkutan meninggal, tidak terikat pada usia berapa meninggalnya.
Selama premi asuransi tetap dibayar, polis asuransi akan senantiasa memberikan perlindungan. Hal ini menyebabkan asuransi jenis "whole life" lebih diminati oleh masyarakat terutama juga dalam mengasuransikan anak-anaknya berhubung nilai premi saat usia masih muda cukup murah dan nilai ini tetap sama semasa hidup anak tersebut sampai usianya dewasa. Easy to learn right :)