Total Pageviews

Monday, May 23, 2011

Bagaimana cara seseorang profesional memulai di bidang sales??


Bagi orang yang berkecimpung dalam bidang direct sales banyak sekali poin-poin penting yang perlu di perhatikan sebelum melakukan penjualan, dimana salah satunya adalah menetukan target market (Calon nasabah) yang tepat. Kesalahan dalam mengidentifikasikan target market yang tidak tepat dapat mengakibatkan seorang direct sales tidak mencapai nilai penjulan yang diinginkan atau bisa terjadi kegagalan dalam melakukan penjualan. Oleh karena itu seorang direct sales dituntut kemampuannya untuk dapat menentuan kriteria target market yang sesuai dengan kebutuhan dia. Penentuan ini meliputi bebrapa aspek seperti tipe market, segmen market, demografi, dan psikografi.

Pertanyaan dasar yang menjadi kendala utama

Bagi yang memulai karirnya sebagai direct sales pasti akan banyak sekali pertanyaan yang muncul didalam pikiran sehingga memberikan dampak keraguan dan ketakutan akan gagalnya seorang direct sales dalam memulai karirnya. Apabila seluruh pertanyaan tersebut bisa kita golongkan menjadi sebuah pertanyaan mendasar, maka kita akan menemukan dua pertanyaan utama yang selalu membuat kita khawatir. Pertanyaan mendasar yang sering kita temui dalam memulai karir kita sebagai direct sales adalah :

· -Saya tau betul target market saya, tapi saya tidak tau apa kebutuhan mereka?

· -Saya tau apa yang saya jual tapi saya tidak tau kepada siapa saya harus menjualnya?

Kedua pertanyaan ini masing-masing memiliki beban yang sama dalam menentukan berhasil tidaknya seorang direct sales. Maka oleh karena itu mari kita coba mencari jawaban dari kedua pertanyaan mendasar tersebut.

Saya harus memulai dari mana?

Hal termudah bagi seorang direct sales adalah menggolongkan tipe-tipe market yang dimilikinya, beberapa tipe tersebut adalah:

Hot market

Tipe market ini adalah market yang memiliki kaitan dengan relasi keluarga, dimana hubungan antara target market dan direct sales sangat dekat sekali. Tipe market ini sangat sarankan untuk bagi seseorang yang memulai karirnya di bidang direc sales, hal ini dikarenakan pola komunikasi dan kebutuhan akan target market sudah diketahui sebelumnya. Sehingga akan sangat mudah bagi direct sales pemula untuk melakukan penjualan.

Warm market

Tipe market warm biasanya di kategorikan dengan relasi-relasi yang dikenal cukup baik dilingkungan network direct sales. Relasi ini dapat digolongkan sebagai sahabat / temen dekat, rekan kerja, atau sosialisasi dilingkungan sekitarnya. Melakukan penjualan terhadap warm market tidak semudah terhadap hot market. Seorang direct sales setidaknya harus memiliki pengalaman sales skills baik dan melakukan komunikasi yang cukup baik didalam melakukan penjulan untuk tipe market ini.

Cold market

Untuk seseorang yang baru pertama kali bergabung di dunia direct sales sebaiknya menghindari penjualan ke tipe market ini. Cold market adalah pangsa pasar yang dimana direct sales tidak mengenal sama sekali siapa calon marketnya, sehingga tidak mudah bagi dia untuk melakukan penjualan dikarenakan dibutuhkan sales skills yang sangat baik dan pola komunikasi yang sangat profesional.


Bagaimana cara mendapatkan target market yang tepat?

Untuk menjadi seorang profesional direct sales maka kita harus paham betul siapa calon nasabah kita sesungguhnya. Kepada siapa kita akan melakukan penjualan, bagaimana karakter calon nasabah kita, besar pangsa pasar dan letak calon nasabah itu sendiri. Mendapatkan calon nasabah yang tepat sangatlah penting, hal ini dikarenakan probabilita keberhasilan penjualan akan sangat tinggi, disamping itu dengan mengenal baik tipe calon nasabah kita maka biaya, proses penjualan dan waktu dapat di tekan seminimal mungkin agar menjadi lebih efektif dan efisien.

Beberapa cara untuk mendapatkan target market yang tepat yakni:

· Buatlah test kecil pada saat melakukan proses penjualan;

Klasifikasikan target market berdasarkan Demographic Level (umur, pendapatan, pendidikan, status dan jenis kelamin) dan Psychographic Level (gaya hidup, kelas social, aktifitas dan minat, sikap dan kepercayaan). Fungsi klafikisai ini sangat membantu dalam menggolongkan tipe-tipe calon nasabah untuk menjadi lebih spesifik yang sesuai dengan kriteria calon nasabah yang sesuai dengan kemampuan direct sales, sehingga mempermudah direct sales untuk menentukan calon nasabah yang tepat.

· Lakukan sebuah fit and proper test antara kamu dengan calon nasabah yang kamu temui.

Lakukan sebuah test dengan bertemu berbagai macam karakter dari calon nasabah yang dimiliki oleh direct sales. Dari beberapa pertemuan itu cobalah untuk melakukan beberapa cara proses penjualan yang berbeda dengan beberapa tipe calon nasabah untuk mengetahui proses penjualan yang paling sesuai dan fit buat calon nasabah.

· Samakan tingkat selling skill yang kalian miliki dengan karakter calon nasabah berdasarkan:

§ Communication Style: samakan gaya bahasa yang digunakan pada saat berjualan antara direct sales dan calon nasabah.

§ Understanding Point of View: pastikan dalam penyampaian informasi dari kebutuhan dan permintaan antara direct sales dan calon nasabah sudah sejalan.

§ Flexibility: Dalam proses berjualan kepada calon nasabah cobalah lebih flexible didalam melakukannya, hal ini untuk mempermudah ruang gerak direct sales dalam memahami keinginan membeli calon nasabah yang sebenarnya.

· Ciptakan network atau market social berdasarkan dari calon nasabah yang tepat.

Menciptakan network atau market social yang potensial dan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk dijadikan sebagai target calon nasabah nantinya, sama seperti membuat sebuah ladang kebun yang siap untuk dipanen kapanpun. Maka dengan cara mengadakan gathering atau regular event yang sesuai dengan minat nasabah baik yang telah membeli produk anda atau masih sebagai calon nasabah nantinya, maka hal ini akan menciptakan probability pangsa pasar (nasabah baru) yang semakin membesar dan tiada habisnya.

Tuesday, May 17, 2011

9 hal mengenai kenapa asuransi jiwa?


Kenapa orang cenderung malas membahas topik asuransi jiwa?
Sesungguhnya mereka menghindari pembicaraan tentang asuransi karena berhubungan dengan hal-hal yang tidak mereka sukai. Wajar bukan? Jika kita- katakan- tidak suka dengan seorang artis, maka kita pasti enggan membicarakannya bukan. Mendengarkan namanya atau lagunya saja sudah mual rasanya perut ini hehehe…
Kematian, kecelakaan, cacat dan sakit. Kata-kata yang semoga saja kita tidak pernah mengalaminya. Semua orang mungkin membenci keadaan tersebut.
Sayangnya dengan bersikap demikian berarti mereka menghindari sebuah bagian vital daari sebuah perencanaan keuangan. Semua orang pasti meninggal bukan, dan 80% orang meninggal pasti melewati masa-masa kritis. Kecelakaan yang menyebabkan kecacatan dapat terjadi kapan saja, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Banyak kasus bermunculan dimana keluarga ditinggalkan menderita bertahun-tahun akibat sang pencari nafkah meninggal.

Kenapa banyak sekali orang yang tidak percaya dengan Asuransi Jiwa?
Setiap orang ingin pergi ke surga, tapi tidak seorangpun yang ingin mati, hanya sebuah peribahasa. Sebagai orang yang beragama tentunya kita harus yakin dan ikhlas bahwa semua orang pasti meninggal, bukan?
Orang pasti akan percaya dengan asuransi jika dia percaya bahwa keluarganya akan menerima sejumlah uang di saat-saat kritis. Permasalahannya adalah untuk mendapatkan proteksi itu kita mesti mengeluarkan sejumlah uang. Dan kita tidak mendapatkan apapun di saat kita membayarkan premi. Beda dengan pakaian atau makanan yang dapat kita pakai atau makan sesaat kita bayarkan uangnya di kasir.
Jadi pada saat orang tidak ingin mengeluarkan sejumlah uang untuk proteksi (yang belum tentu terasa akibatnya secara langsung), pada saat itulah dia akan mengeluarkan alasan bahwa dia tidak percaya dengan asuransi. Ironis sekali, karena dia akan mengorbankan kelangsungan kesejahteraan keluarganya jika dia tenyata sudah tidak dapat menghasilkan karena sakit kritis, kecelakaan atau bahkan meninggal.

Lalu kenapa pula kebanyakan orang menghindari agen asuransi jiwa?

Sebuah kenyataan bahwa asuransi jiwa adalah salah satu produk yang sangat sulit dijual, karena di dalamnya membahas hal-hal yang tidak diinginkan kejadiannya oleh konsumen. Karena kenyataan tersebutlah banyak pemasar asuransi terkadang menggunakan cara yang terlalu “memaksa” yang membuat jengkel pada konsumen. Dan naluri semua orang adalah tidak suka ditekan.
Akibat dari persepsi negatif ini adalah banyak keluarga yang ditinggal dalam keadaan finansial yang tidak terproteksi. Adalah hal penting untuk memisahkan ketidaksukaan terhadap PRODUK ASURANSI JIWA (dan kebutuhan mereka akan asuransi jiwa) atau ketidaksukaan terhadap AGEN PEMASAR-nya.

Kenapa banyak orang yang merasa tidak memerlukan asuransi jiwa?
Sekali lagi ini adalah senuah persepsi yang sangat tidak menguntungkan tapi sudah berlaku umum, karena dipengaruhi oleh informasi baik dan buruk ; benar dan salah. Kebanyakan orang sebenarnya merasa tidak memerlukan asuransi dalam kondisi tidak mengerti konsep asuransi jiwa sendiri.
Karena kebanyakan pemberitaan mengenai asuransi jiwa adalah buruk, jadi ini yang membentuk opini publik dan kemudian tidak menyenangi asuransi jiwa. Agen yang menjengkelkan, buang-buang uang, mendoakan orang mati cepat, dan berbagai alasan lain yang dimunculkan yang sebenarnya bermuara pada ketidakmengertian akan konsep asuransi. Dan ini pulalah yang membentuk mindset bahwa mereka tidak perlu asuransi.
Cobalah untuk bijaksana untuk mengesampingkan berbagai persepsi negatif dan menilai terlebih dahulu secara netral manfaat asuransi jiwa. Apakah memang Anda benar-benar tidak membutuhkannya? Atau justru sangat membutuhkannya?

Kenapa banyak orang merasa tidak memiliki uang untuk asuransi jiwa?
Permasalahan uang disini sebenarnya bukan masalah memiliki atau tidak, melainkan apakah asuransi jiwa ditempatkan pada prioritas “belanja” atau tidak. Karena kompetisi dari produk atau investasi lainnya yang jelas lebih nyata akan membuat orang merasa asuransi bukan menjadi prioritas utama. Ini adalah prioritas utama yang “manfaat” belum akan Anda rasakan sekarang. Ingat pepatah lama : “jangan mulai menggali sumur ketika Anda sudah merasa haus, karena itu sudah menjadi sangat terlambat.”

Kenapa banyak orang ragu untuk mengasuransikan diri mereka?
Menunda memang karakter umum manusia. Dan kita tentu akan terus berusaha berpikir bahwa kita akan sehat selamanya. Pemikiran semacam itu yang akan mebawa orang untuk tetap mengulur-ulur waktu. Sampai pada waktunya kejadian yang mereka takutkan itu datang, sakit kritis misalnya, mereka baru akan bisa berpikir positif tentang asuransi.

Kenapa muncul persepsi umum bahwa bentuk investasi lain lebih menguntungkan dari asuransi jiwa?
Apabila Anda dapat menjamin kesejahteraan finansial kelaurga Anda dan menjamin bahwa Anda akan berumur panjang, mungkin produk asuransi akan menjadi produk yang lebih tidak menarik dibanding produk investasi lainnya. Fungsi utama asuransi adalah perlindungan finansial pada saat dibutuhkan, yakni pada saat orang meninggal atau menjadi cacat karena sakit kritis atau kecelakaan. Lagipula asuransi bukanlah produk investasi, jadi jangan berpikir untuk mencari untung dari asuransi.

Kenapa orang-orang kaya merasa tidak memerlukan asuransi?
Orang kaya biasanya memiliki harta yang banyak dalam bentuk harta tak bergerak, dan mereka justru sangat jarang “menebalkan” isi dompetnya dengan uang. Ketika seluruh harta tertanam di barang tak bergerak, maka kemungkinan uang tunai yang tersedia untuk membayarkan kebutuhan mendadak atau rekening medis yang mahal akan sangat kecil.
Asuransi jiwa akan melindungi saat kritis sehingga mereka tidak perlu melikuidasi aset mereka pada saat yang tidak tepat. Bayangkan jika Anda harus menjual mobil Anda untuk melunasi biaya rumah sakit, selain repot, mungkin Anda tidak akan mendapatkan harga jual yang terlalu baik karena semua dilakukan dengan buru-buru dan BU (butuh uang…hehe)

Kenapa banyak orang merasa bahwa asuransi jiwa hanya bagi orang kaya saja?
Justru kemungkinan mereka yang tidak perlu lagi karena mereka sudah punya “sesuatu” yang diwariskan buat keluarganya jika si kepala keluarga meninggal. Lalu bagaimana si “menengah”, jika untuk menyisihkan 10% dari penghasilan mereka saja sudah tidak sanggup, lalu bagaimana jika mereka kehilangan 100% dari pemasukan keluarga mereka?
“Penghasilan Anda dapat digunakan untuk membeli rumah baru apabila rumah Anda musnah ditelah api tanpa asuransi"

“Pernghasilan Anda dapat dipergunakan untuk menggantikan mobil apabila mobil Anda rusak tanpa asuransi”

“Dapatkah penghasilan Anda digantikan apabila Anda meninggal tanpa asuransi?”

7 mitos membeli asuransi jiwa


Kesadaran masyarakat untuk membeli produk asuransi sering disebut masih rendah. Hal ini sebagian disebabkan adanya dugaan-dugaan mengenai kerugian atau ketidakleluasaan yang akan diperoleh jika Anda membeli produk asuransi. Benarkah demikian?

Inilah yang perlu diluruskan. Asuransi jiwa adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Tetapi, salah pengertian mengenai asuransi jiwa bisa mencegah orang untuk mendapatkan manfaatnya. Kelak, ketika terjadi masalah, ia baru sadar seharusnya sudah sejak lama membeli asuransi. Agar Anda tidak termakan gosip atau omongan orang mengenai asuransi jiwa (yang belum tentu benar), sebaiknya Anda kenali dulu mitos-mitos seputar asuransi jiwa yang paling populer.

1. Orang yang masih muda dan lajang tidak membutuhkan asuransi
Adakah orang yang mengalami kerugian ketika kita meninggal dunia? Bagaimanapun juga, meskipun kita tidak bergantung pada orang lain, kita tetap akan meninggalkan utang kartu kredit, cicilan rumah, pinjaman tunai, hingga biaya pemakaman. Kebijakan asuransi jiwa umumnya akan menutup biaya-biaya ini. Semakin cepat, atau semakin muda Anda membeli asuransi, Anda bisa mendapatkan premi yang lebih rendah. Asuransi juga akan menjamin biaya-biaya yang Anda keluarkan bila Anda mengalami masalah kesehatan kelak.

2. Hanya orang yang sudah mempunyai anak yang butuh asuransi
Menurut Michael Bonevento, senior financial advisor di Ameriprise Financial Services, Inc., mereka yang menikah dan menikah dengan anak, atau menikah dengan anak berkebutuhan khusus, mungkin punya kewajiban membeli asuransi. Meskipun begitu, ada banyak contoh dimana para lajang juga memiliki asuransi. Ketika si lajang datang dari keluarga yang kurang berada, ia bisa meninggalkan klaim asuransi untuk keluarganya bila terjadi masalah padanya. Jadi, ia mengambil asuransi untuk memastikan keluarganya tidak mengalami masalah keuangan saat ia sudah tak ada.

3. Jika perusahaan sudah memberikan asuransi, untuk apa lagi membeli asuransi?
Banyak perusahaan yang menyediakan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk karyawannya, yang nilainya mungkin setara dengan gaji Anda setahun. Hal ini mungkin saja merupakan benefit bagi Anda, tetapi bagaimana jika Anda tak bekerja lagi di perusahaan tersebut? Bukankah Anda tak bisa meramal kapan Anda akan mengalami risiko-risiko yang mungkin terjadi? Bagaimana jika mendadak Anda harus dirawat di rumah sakit? Mungkin akan terlambat jika Anda baru membeli asuransi ketika sudah membutuhkannya untuk mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat risiko itu.

4. Asuransi jiwa umumnya terlalu mahal
Saat akan membeli asuransi, Anda akan diberi pilihan untuk biaya premi yang sesuai dengan kemampuan Anda. Premi yang dipilih orang yang masih muda tentu akan lebih rendah daripada orang yang sudah mapan. Selain itu, selain dibayar tahunan, ada pula premi yang bisa dibayar bulanan. Nilai premi ini bisa Anda tingkatkan ketika kondisi keuangan Anda semakin baik.

5. Semua kebijakan asuransi sama
Namanya juga produk atau barang dagangan. Masing-masing pasti punya kelebihan dan kekurangan, yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan tersebut mungkin menggunakan istilah yang sama, namun substansi mengenai apa yang di-cover bisa berbeda. Jadi saat Anda membeli produk asuransi, jangan sekadar mempertimbangkan harganya saja. Bacalah baik-baik kebijakan yang diberikan agar Anda tidak merasa ditipu belakangan.

6. Ibu rumah tangga tidak perlu membeli asuransi
Anda mungkin tidak memiliki penghasilan, tetapi Anda tentu tetap harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya, kesehatan anak, kebutuhan sandang-pangan, perawatan rumah, dan lain sebagainya. Bila suami mendadak meninggal dunia, atau tak mampu bekerja lagi, kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu harus Anda penuhi sendiri. Nah, asuransi jiwa dapat menjamin keamanan Anda saat pasangan tidak lagi hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda.

7. Membeli asuransi itu rumit
Memang dibutuhkan waktu untuk memproses pembelian asuransi Anda, termasuk persetujuan permintaan asuransi yang Anda ajukan. Namun saat ini financial planner alias agen asuransi sudah menerapkan jemput bola. Artinya, merekalah yang mendatangi Anda dan mengurus segala sesuatunya. Bila kurang jelas dengan hak-hak dan kewajiban Anda, Anda juga bisa mengaksesnya sendiri di website-nya. Anda juga bisa membandingkan sendiri dengan produk asuransi lainnya. Jika masih kurang jelas, Anda bisa menjadwalkan pertemuan lagi dengan agen Anda.



Sumber: Divine Caroline
*
dikutip dari kompas.com

Monday, May 16, 2011

10 alasan kenapa anda membutuhkan Financial Planning



Kalau dibandingkan dengan jaman dulu orang bisa hidup makmur tanpa harus merencanakan keuangan, berbeda sekali dengan keadaan gaya hidup kita dimasa sekarang ini yang lebih konsumtif dan banyak memakan biaya pastinya. Untuk lebih lanjutnya bisa kita lihat jika:

Anda memiliki umur yang panjang.
lama hidup manusia semakin bertambah. Menurut penelitian , seorang bayi yang lahir pada tahun 2004 diperkirakan akan hidup rata-rata hingga umur 74 tahun (untuk pria) dan 79 tahun (untuk wanita). Dan dengan keadaan ini sudah pasti anda membutuhkan tambahan uang.

Membutuhkan dana kesehatan.
Karena anda hidup lebih lama, maka biaya kesehatan anda akan semakin besar. Penyakit diperkirakan semakin banyak dan berbahaya. Sehingga anda juga butuh dana kesehatan setelah anda pensiun.

Menikmati masa pensiun
. Anda akan mengalami masa pensiun lebih lama. Apabila anda memulai pensiun anda pada usia 55 tahun dan rata-rata usia hidup seseorang adalah 75 tahun. Anda akan makan sebanyak 43800 kali selama masa tersebut. Hanya untuk makanan sehat tersebut anda butuh biaya cukup banyak kan? Belum lagi biaya lainnya yang harus anda keluarkan diluar dari biaya makanan itu sendiri.

Banyaknya biaya kebutuhan.
Berbeda dengan gaya hidup di masa lalu, saat ini anda mungkin banyak pengeluaran yang harus di bayar seperti , biaya tv kabel, tagihan ponsel, tagihan internet, bayar tol yang dimana pada jaman dulu ini belum ada.

Anda lebih banyak berpergian.
Anda mengeluarkan banyak biaya untuk berpergian (perjalanan) dibanding untuk berkerja, belanja, dan sekolah. Dan ternyata biaya bensin saja sudah menghabiskan banyakbiaya sekali untuk saat ini.

Menunda untuk menikah.
Sudah umum sekali pada jaman sekarang orang lebih memilih karir dibanding menikah. Akibatnya, anak anda harus sekolah disaat anda sudah pensiun. Oleh karena itu perlunya dipersiapkan dana pendidikan untuk anak-anak anda natinya pada saat sudah tidak ada pemasukan pendapatan lagi.

Biaya membesarkan anak semakin bertambah.
Percaya bahwa ternyata pakaian, makanan, kesehatan anak-anak membutuhkan biaya yang lebih besar dibanding untuk orang dewasa. Bahkan anda juga harus membayar biaya tambahan separti les tari, musik, olah-raga, bahasa asing dan rekreasi.

Anak anda akan kuliah lebih lama.
Pada tahun '80-an, lulusan S1 dianggap sangat bergengsi dan mendapat posisi cukup bagus dalam karir. Saat ini sarjana S1 sudah dianggap sudah biasa, bahkan paling tidak harus S2 untuk mendapat nilai lebih. Dimasa depan, mungkin anak anda membutuhkan gelar Phd untuk meraih pekerjaan yang bagus.

Inflasi.
Suatu instrumen yang tidak disadari oleh kita bahwa ini yang menyebabkan naiknya biaya dan harga barang dari tahun ke tahun.

Kesejahteraan bagi generasi setelah anda.
Anda harus bisa mewariskan kekayaan anda kepada anak anda. Jika anda tidak meninggalkan apa-apa untuk anak anda, maka kesejahteraan anak anda akan menurun.

Ini semua adalah alasan mengapa anda harus memiliki Financial Plan dalam hidup anda. Semakin cepat anda memulai maka semakin mudah anda dalam merencanakannya.

Sunday, May 15, 2011

Kenapa kita perlu mengasuransikan diri kita?


*play video requires real player software.

Kenapa ya harus punya asuransi jiwa pirbadi??? hmm ini jawaban simple-nya:

  1. Dengan memiliki asuransi jiwa, maka saya sudah memberikan bekal untuk keluarga saya apabila saya terkena resiko alamiah, dimana perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang (uang pertanggungan) kepada ahli waris saya, dalam hal ini keluarga saya. Uang tersebut dapat digunakan untuk biaya hidup keluarga saya. Sehingga tidak perlu ada rasa kecemasan pada diri saya karena keluarga saya sudah aman dari masalah financial apabila ada resiko yang terjadi.
  2. Apabila saya mengalami cacat tubuh dan tidak dapat bekerja lagi, saya juga akan mendapatkan uang pertanggungan dari perusahaan asuransi untuk bekal hidup saya dan keluarga saya.
atau bisa juga apabila terjadi:

  1. Ketika saya terdiagnosa terkena penyakit kritis, perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang untuk biaya pengobatan saya. Sehingga saya tidak perlu khawatir lagi dengan adanya masalah financial.
  2. Masuk rumah sakit. Sehingga bisa menghambat pendapatan yang saya peroleh belum lagi biaya rawat inap-nya. Tapi hal tersebut bukanlah masalah karena biayanya bisa di tanggung oleh perusahaan asuransi. Namun sebagai catatan kecil bahwa jumlah uang yang diganti belum tentu 100%, tergantung dari produk dan perjanjian uang pertanggungan yang telah disepakati dalam kontrak asuransinya.
Ini adalah sebagian kecil kegunaan asuransi jiwa. Cukup menarik dan bermanfaatkan :)

Saturday, May 14, 2011

Apa itu asuransi Whole Life??


*view video requires real player software.

Asuransi jenis "whole life" (seumur hidup) melindungi pemegang polis sampai yang bersangkutan meninggal, tidak terikat pada usia berapa meninggalnya.
Selama premi asuransi tetap dibayar, polis asuransi akan senantiasa memberikan perlindungan. Hal ini menyebabkan asuransi jenis "whole life" lebih diminati oleh masyarakat terutama juga dalam mengasuransikan anak-anaknya berhubung nilai premi saat usia masih muda cukup murah dan nilai ini tetap sama semasa hidup anak tersebut sampai usianya dewasa. Easy to learn right :)

Apa itu asuransi term life?


*view video requires real player software.

Term ini adalah asuransi jiwa murni. Ciri-cirinya, jika terjadi meninggal akan keluar seluruh uang pertanggungannya dalam jangka waktu tertentu (biasanya 5 tahun, 10tahun dan 15 tahun), jika tidak terjadi meninggal maka tidak keluar apa-apa, alias hangus seperti juga asuransi mobil atau asuransi kebakaran properti. Cukup jelas kan :)

Gimana cara menyisihkan budget buat asuransi??


*play video requires real player software.

Yup mulailah menyisihkan portfolio anda untuk kebutuhan asuransi anda :)

Cara memilih plan asuransi yang tepat


*play video requires real player software.

It was easy... just make sure you know the basic needs :)

Gimana ya cara kerja asuransi???


*play video requires real player software.

This one is very interesting to know..... :)

Gimana cara membuat perencanaan asuransi ??


*play video requires real player software.

Nice to share right.... i like the ideas when he tried to explain it :D

Istilah dalam asuransi jiwa.


Ahli Waris: Nama orang yang tercantum dalam polis untuk menerima santunan apabila terjadi kematian pada Tertanggung.

Aplikasi: Formulir yang harus diisi oleh Calon Tertanggung dan Calon Pemegang Polis ketika mengajukan perlindungan Asuransi kepada Penanggung.

Asuransi Jiwa: Suatu sistem perlindungan dalam bentuk pengalihan resiko dari seseorang (Tertanggung) ke Penanggung. Penanggung menyetujui untuk membayarkan sejumlah manfaat atas resiko Tertanggung apabila Pemegang Polis menyetujui untuk membayar premi yang jumlahnya ditentukan oleh Penanggung dan telah memenuhi semua persyaratan dari Penanggung.

Kadarluwarsa (Lapse): Hilangnya manfaat/jaminan perlindungan polis yang disebabkan pembayaran premi terhenti atau melebihi Masa Keleluasaan Pembayaran.

Kwitansi: Tanda bukti pembayaran yang diterima oleh Pemegang Polis atas pembayaran premi yang telah dilakukan serta bukti bahwa pembayaran tersebut telah dibukukan oleh Sequis Life.

Lapse Notification: Pemberitahuan secara tertulis dari Penanggung kepada Pemegang Polis bahwa polisnya telah lapse.

Masa Percobaan (Contestable Period): Masa dua tahun di mana Penanggung berhak mempertanyakan atau menyelidiki kebenaran informasi/data yang diberikan Tertanggung atau Pemegang Polis dalam surat aplikasi untuk menentukan keputusan selanjutnya atas kontrak polis tersebut.

Minor: Seseorang yang masih dibawah umur, yaitu di bawah 21 tahun dan belum menikah.

Pemegang Polis: Yang mengadakan perjanjian dengan Penanggung. Pemegang Polis tidak harus selalu menjadi Tertanggung.

Pemulihan: Pengembalian status polis dari lapse menjadi inforce untuk memulihkan manfaat/jaminan perlindungan kembali.

Penanggung: Perusahaan Asuransi yang menyediakan perlindungan Asuransi melalui perjanjian dalam Kontrak Asuransi.

Polis: Dokumen tertulis yang dikeluarkan oleh Penanggung yang merupakan perjanjian asuransi antara Penanggung dan Pemegang Polis dan sah secara hukum.

Polis Orphan: Polis yang agennya sudah tidak aktif lagi.

Polis Aktif/Inforce: Polis Asuransi di mana pembayaran premi terbayar tepat waktu atau sudah dibayar sepenuhnya.

Pinjaman Premi Otomatis/Automatic Premium Loan (APL): Pinjaman polis otomatis yang diambil dari Nilai Tunai Polis (selama Nilai Tunai mencukupi) untuk melunasi premi yang belum dibayar sampai akhir masa keleluasaan (tidak berlaku untuk Polis Asuransi Jiwa Unit Link).

Premi: Sejumlah uang yang sudah ditentukan dalam polis untuk dibayarkan ke Penanggung untuk sejumlah manfaat yang tercantum dalam kontrak asuransi.

Premium Notice: Surat pemberitahuan dari Penanggung kepada Pemegang Polis bahwa sejumlah premi akan segera jatuh tempo.

Polis Bebas Premi Uang Pertanggungan Berkurang/Reduced Paid UP (RPU): Perubahan Uang Pertanggungan sesuai dengan Nilai Tunai sehingga tidak diperlukan pembayaran premi yang akan datang dan jenis asuransi berubah menjadi Asuransi Endowment (dwiguna).

Regular premium policy: Suatu polis yang menghendaki pembayaran premium secara berkala ( Bulanan, Quartalan, Semi-Annual, Annual).

Rider (manfaat tambahan): rider merupakan manfaat tambahan yang dapat disertakan pada suatu program asuransi dasar. Manfaat ini dirancang untuk memberikan tambahan proteksi keuangan dengan biaya yang lebih murah.

Single premium policy: suatu polis yang hanya menghendaki sekali pembayaran premi yang dilakukan dimuka.

Surrender: Penjualan polis kepada pihak Penanggung sebesar Nilai Tunai yang telah terbentuk pada saat penjualan polis dilakukan.

Tertanggung: Orang yang jiwa/kesehatannya ditanggung dalam Kontrak Asuransi.

Termaslahat (ahli waris): Seseorang atau lembaga yang namanya tercantum dalam polis sebagai pihak yang berhak menerima uang pertanggungan jika tertanggung meninggal dunia.

Top-up: penambahan dana investasi.

Uang Pertanggungan (Face Amount): Uang Pertangggungan yang tercantum pada halaman polis yang akan dibayar apabila terjadi kematian atau kondisi polis lain yaitu dibayarkan pada saat masa pertanggungan berakhir sesuai dengan macam asuransi yang diambil. Tidak termasuk jumlah tambahan yang akan dibayarkan untuk ketentuan khusus lainnya.

Friday, May 6, 2011

Ingin berhasil??? Tirulah si bodoh...


Banyak sekali pertimbangaan seseorang dalam meraih mimpinya, sehingga yang ada hanyalah tinggal menjadi angan-angan belaka. Pada kenyataan-nya justru orang bodoh lah yang lebih sukses karena setiap kali ada peluang, dia yang selalu lebih dulu berani mencoba. Berikut adalah beberapa motivasi yang dapat menyadarkan kita bahwa banyaknya kesempatan emas yang telah hilang akibat kepintaran seseorang:

1. Terlalu Banyak Ide -
Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak
satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

2. Miskin Keberanian untuk memulai -
Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis -
Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh”tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses -
Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkan hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar -
Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi -
Orang “Pintar”menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai -
Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri -
Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan -
Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

10. Tidak Fokus -
Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

11. Tidak Peduli Konsumen -
Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas -
Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas -
Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh”mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Prioritas -
Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh”? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan prioritas

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas -
Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

16. Menacampuradukan Keuangan -
Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah -
Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

Sumber : Bob Sadino

Gimana ya cara berjualan asuransi????


Standard operational procedure dalam melakukan penjualan
Dalam melakukan prospecting ada beberapa langkah yang perlu kita perhatikan demi suksesnya melakukan suatu perencanaan keuangan kepada calon nasabah. Proses-proses yang harus dilalui sebelumnya ada 4 tahap yakni:

1. Introduction
Didalam tahap introduction ini adalah hal utama yang sangat penting didalam prospecting. Suksesnya tahap introduction ini akan menentukan ke langkah-langkah selanjutnya.

Hal-hal apa yang biasa dilakukan dalam introduction:

  • Perkenalkan diri anda sebagai perencana keuangan yg baik kepada calon nasabah.
  • Lakukan-lah ice breaking (pembicaraan yg bersifat ringan dan professional sebagai pembuka) untuk membuat suasana lebih nyaman dan kondusif sebelum memasuki pokok pembicaraan utama.
  • Beritahukan objektiv dan tujuan anda bertemu dengan dia ( yakni ingin membantu membuatkan sebuah perencanaan keuangan ).
  • Perkenalkan lah latar belakang perusahaan anda.

Hindari:

  • Pengenalan diri yang berlebihan.
  • Ice breaking yang menyentuh hal-hal pribadi calon nasabah.
  • Menjelekan perusahaan pesaing dari awal.


2. Need based advised
Ditahap kedua ini seorang agen harus mulai mengenalkan fungsi dan kegunaan asuransi dan mengetahui kebutuhan calon nasabah dimasa mendatang.

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

  • Menjelaskan kenapa pentingnya asuransi dan perencanaan keuangan di kehidupan.
  • Bertanya apa yang paling mendasar kebutuhan dia saat ini dalam melakukan perencanaan keuangan.
  • Dengarkan dan catat seluruh kebutuhan yang dibutuhkan nasabah dan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut.
  • Sebelum menutup sesi ini yakinkan kembali seluruh informasi yang diterima dari calon nasabah sudah tepat dan benar dengan mengulang informasi yang sudah ada.

Hindari:

  • Penjelasan yang telalu rumit karena nasabah akan ragu apabila dia tidak dapat memahami.
  • Jangan mengarahkan suatu pembicaraan menjadi perdebatan, tujuan utama di tahap ini adalah lebih ditekankan untuk mengetahui kebutuhan utama kesehariannya.
  • Jangan mengambil asumsi atas suatu informasi yg tidak jelas atau belum selesai, biarkan nasabah menjelaskan lebih detail.
  • Jangan bertanya suatu informasi yg bersifat pribadi tanpa meminta persetujuan, Mintalah persetujuan apabila ingin menanyakan suatu informasi yg bersifat detail terlebih dahulu.

3. Review advice
Tahap ini adalah tahap penting dalam memberikan suatu saran perencanaan keuangan berdasarkan kebutuhan nasabah yang telah didapat berdasarkan informasi ditahap sebelumnya. Perhitungan kebutuhan nasabah dapat dengan mudah dikalkulasi berdasarkan system engine tools yang telah ada sehingga mempermudah agen dalam melaksanakan tugasnya.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam review advice adalah:

  • Lakukan review terlebih dahulu apa yang telah dibicarakan pada tahap-tahap sebelumnya baik mengenai profile perusahaan secara singkat dan kebutuhan-kebutuhan utama yang diperlukan olehnya dalam perencanaan keuangan.
  • Berikan beberapa alternative solution yang telah dibuat oleh system engine tools dimana tujuan-nya tetap mengacu pada kebutuhan nasabah.
  • Menjelaskan solusi dan kebutuhan yang telah dibuat berdasarkan system engine tools kepada nasabah. Tekankan bahwa nasabah membutuhkan program perencanaan keuangan ini berdasarkan kebutuhannya.
  • Yakinkan kepada nasabah bahwa kebutuhan yg dia butuhkan tidak dapat ditunda, dan sangat penting bagi kedepannya.
  • Biarkan nasabah yang mengambil keputusan, tugas kita hanya mengarahkan dan meyakinkan saja.

Jangan lakukan:

  • Jangan memaksa nasabah mengambil keputusan dengan cepat.
  • Jangan menjelaskan terlalu rumit, nasabah pada dasarnya hanya ingin mengetahui apakah program solusi ini dapat memenuhi kebutuhannya.
  • Jangan terlalu memaksa nasabah untuk mensetujui semua pernyataan kita, tanyakan kembali apakah nasabah sudah benar-benar memahami solusi yang kita ajukan kepadanya.
  • Jangan melakukan close deal sebelum selesai menjelaskan solusi yang kita berikan, meskipun nasabah sudah menyetujui. Hal ini untuk menghindari adanya misinformation dan persepsi.

4. Close deal
Setelah ketiga tahapan sebelumnya selesai dan nasabah telah setuju dengan program perencanaan keuangan yang akan dia ikuti maka seorang agen perlu mempersiapkan:
  • Persiapkan seluruh persyaratan yang di butuhkan untuk pengajuan asuransi jiwa.
  • Yakinkan bahwa tindakan yang diambilnya sudah tepat dan sangat baik.
  • Membantu dalam pengisian data dan memeriksa secara detail apakah sudah benar pengisian dan seluruh prosedur pengajuan-nya.
  • Membentu mensupervisi proses pengajuan asuransi sampai selesai dan issued.


Refferal

Referral adalah salah satu instrument penting dalam meningkatkan kontinuitas penjualan. Dengan kita menjaga dan meningkatkan aktifitas ini maka probabilitas keberhasilan di bidang industri asuransi akan sangat besar. Dalam menjalankan aktifitas meminta referral dapat dilakukan setelah selesai proses close deal dan polis asuransi telah issued, ada baik nya seorang agen lah yg mengantarkan polisyang sudah jadi ke nasabah. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan dan hubungan baik kepada nasabah. Disamping itu agen dapat meminta referensi network dari nasabah tersebut. Berikut beberapa langkah yang dapat di ikuti:
  • Meminta refferensi kepada relasi terdekat nasabah yang kira-kira membutuhkan bantuan pembuatan perencanaan keuangan.
  • Tanyakan hobby, atau kegiatan nasabah di waktu luang dan dengan siapa saja nasabah mengerjakan kegiatannya tersebut. Setelah nasabah bercerita dan menyebutkan beberapa nama dalam kegiatan tersebut, tanyakan kepada nasabah apakah orang tersebut membutuhkan perencanaan keuangan.
  • Apabila di sekitar ruangan terdapat beberapa foto nasabah dengan teman atau relasinya, bisa menanyakan cerita dari foto tersebut dan nasabah akan bercerita dengan siapa dia di foto tersebut. Setelah mendapatkan informasi, tanyakan apakah teman nasabah tersebut dapat dijadikan calon prospect.
  • Apabila nasabah sering mengadakan suatu acara atau event, tanyakanlah apa bisa ikut menghadiri acara tersebut sehingga bisa mendapatkan referral.

Berkarir di Asuransi???? Hm.....


Dunia asuransi sebagai peluang usaha

Pada saat ini banyak sekali orang yang tertarik baik berkarir atau melakukan bisnis sampingan sebagai agen asuransi. Hal ini dilihat dari beberapa faktor yang mendukung yakni, pangsa pasar asuransi yang sangat luas, dunia kerja yang sangat fleksibel dan tidak adanya resiko didalamnya. Bekerja di dunia asuransi seperti berkerja di dunia wirausaha yang tidak dibutuhkan modal, kita dapat mengembangkan usaha ini baik dari segi volume of business atau volume of men power. Dimana kedua point tersebut aman mendatangkan profit return

Mengapa seseorang lebih memilih berkerja di asuransi?

Tidak memerlukan modal
Berkerja didunia asuransi tidaklah dibutuhkan modal yang besar, hal ini dikarenakan seorang agen tidak perlu mengeluarkan modal awal atau mengeluarkan biaya pendidikan / pelatihan sebelum mereka berkerja untuk mendapatkan ilmu asuransi. Asuransi adalah bidang yang sangat universal dimana semua orang dapat dengan mudah terjun didalamnya dan menguasai pekerjaan yang dilakukan.

Tidak dibutuhkan pengalaman
Berkerja didunia asuransi tidak dibutuhkan pengalaman karena tidak bersifat spesialis. Berkerja didunia asuransi hanya dibutuhkan bakat bercerita dan berbagi kenapa pentingnya asuransi didalam suatu wealth management kepada sesame sehingga orang sadar dan mengerti fungsi dari asuransi itu sendiri. Suatu profesi yang sangat mudah karena bisa dilakukan oleh setiap orang dan dibutuhkan karena fungsinya.

Tidak memiliki resiko
Karena tidak memerlukan modal awal yang dikeluarkan, atau biaya-biaya tambahan dalam melakukan profesi ini maka disimpulkan tidak memiliki resiko financial. Disamping itu terjadinya dealing contract antara nasabah dan perusahaan diluar dari keterlibatan si agen asuransi. Agen asuransi hanya membantu nasabah untuk membukakan account polis kepada pihak asuransi sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan oleh nasabah.

Dibutuhkan oleh semua orang
Diketahui bahwa asuransi dibutuhkan oleh setiap golongan untuk menjaga wealth management mereka agar dapat terhindar dari resiko kerugain financial yang lebih besar. Oleh karena itu asuransi banyak sekali yang membutuhkannya. Selama umat manusia masih memberikan generasi maka selama itu juga dunia asuransi masih dibutuhkan oleh setiap orang dan generasi baru-nya.

Penghasilan tidak terbatas
Berkerja diasuransi seperti halnya berkerja menjadi seorang wirausaha, seorang agen asuransi dapat mengatur berapa dia ingin mendapatkan penghasilan setiap bulannya. Hal ini tergantung dari berapa dia ingin mencapai target dan kebutuhannya di suatu bulan sehingga dia tahu pada saat ini berapa banyak dia harus menghasilkan closing di setiap bulannya agar kebutuhannya tercapai. Dibandingkan dengan berkerja di perusahaan yg lebih terikat waktu kerja, dan upah lembur yang tidak sepadan dengan apa yg di impikan, bidang asuransi lebih memudahkan seseorang dari permasalahan semua itu. Waktu kerja yang fleksible, penghasilan yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan setiap bulannya membuat seseorang menyukai profesi ini sebagai gaya ber wirausaha yang baru.



Bagaimana perbandingan berkarir di asuransi dengan lainnya

Pegawai :
  • Waktu kerja terikat
  • Masa depan tergantung tempat berkerja
  • Pendapatan tertentu

Professional :
  • Tidak tergantung orang lain
  • Dibutuhkan spesialis dan pengalaman
  • Kemajuan sangat terhantung determinasi diri’

Wirausaha :
  • Waktu kerja flexible
  • Tidak tergantung orang lain
  • Perlu pengalaman dan modal utama
  • Resiko tinggi

Investor :
  • Waktu berkerja yg flexible
  • Passive income
  • Modal utama yang besar.



Pangsa pasar dunia asuransi

Setelah kita mengetahui banyaknya orang yang membutuhkan asuransi maka selanjutnya yang perlu kita ketahui adalah seberapa besarkah pangsa pasar asuransi di berbagai dunia. Di Jepang kesadaran orang akan berasuransi amatlah tinggi sehingga mencapai angka 300%, hal ini diindikasikan dengan hampir setiap orang jepang masing masing memiliki 3 polis asuransi untuk benar-benar menjamin keamanan dan kenyamanan mereka dalam mengembangkan wealth management. Kemudian Amerika Serikat sebesar 96%, disusul oleh Singapore 75% dan kemudian Malaysia 40%.


Bagaimana di Indonesia?


Kesadaran masyarakat Indonesia yang berasuransi masih kurang dari 5%, sedangkan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 2,5% atau sama dengan perkiraan 6 juta jiwa setiap tahunnya (Sumber: AAJI, 2007). Oleh karena itu peluang sukses untuk berkarir di bidang asuransi di Indonesia masih amat sangat besar. Hal ini disebabkan sebagian besar (95%) mayarakat Indonesia masih belum sadar akan pentingnya berasuransi.
Di situlah kita sebagai perencana keuangan di bidang asuransi dapat mengambil peran yang besar dalam memberikan pengetahuan dan kesadaran tanggung jawab kepada masyarakat akan pentingnya peranan asuransi dalam menjamin tercapainya cita-cita finansial mereka di masa yang akan datang.

Saat muda saatnya menabung....


Kapan harus mulai berinvestasi? Dan apa hubungannya dengan asuransi?

Keadaan dan kondisi perekonomian yang fluktuatif memicu banyak orang untuk berkonsentrasi dalam meningkatkan kekayaan pribadi mereka. Peningakatan kekayaan ini biasanya dilakukan dengan cara menanamkan modal di berbagai instrument investasi. Beberapa instrumen investasi yang sering dijadikan penanaman modal ialah:

Deposito
Instrumen investasi ini adalah tipe konservatif. Deposito ini juga merupakan favorit dari kebanyakan tipe investor. Deposito memberikan imbal hasil (bunga) yang relatif kecil dengan hampir tidak ada resiko. Akan tetapi bunga deposito ini adalah menjadi tidak signifikan karena hampir selalu lebih kecil apabila dibandingkan dengan tingkat inflasi. Sehingga dalam jangka panjang, berinvestasi dalam deposito akan menurunkan nilai uang (value of money) dari investor itu sendiri.

Obligasi (Bonds)
Instrumen ini pada dasarnya adalah berupa surat hutang. Obligasi dapat dikeluarkan oleh perusahaan (Corporate Bonds) maupun Negara (Government Bonds). Untuk obligasi Negara contoh yang paling mudah dan banyak ditemui adalah ORI (Obligasi Retail Indonesia) atau SUN (Surat Utang Negara). Pada umumnya imbal hasil dari obligasi diperoleh dari 2 hal, yaitu dari kupon (biasanya diberikan setiap periode tertentu, seperti quarterly, semi annually atau annually) dan perubahan (naik turunnya) harga obligasi itu sendiri. Obligasi memberikan imbal hasil yang cukup moderate dibandingkan dengan tingkat inflasi.

Properti : Tanah dan Bangunan
Berinvestasi melalui properti adalah hal yang baik. Harganya relative stabil dan senantiasa naik seiring dengan waktu. Namun harus diingat bahwa instrument investasi ini juga mengandung resiko, seperti : resiko harga fluktuatif yang sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi dan resiko alam (tiba-tiba menjadi daerah banjir, bencana alam, dsb). Selain itu berinvestasi di properti juga membutuhkan biaya maintenance, biaya PBB, dsb.

Reksadana
Instrumen investasi ini sangat memudahkan investor untuk mencoba berinvestasi di berbagai instrument investasi lain dengan dana yang relative kecil. Sebab reksadana adalah kumpulan dana masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi (fund manager) untuk diinvestasikan dalam bentuk saham, obligasi, deposito, dll sesuai dengan profil resiko dari tipe reksadana itu sendiri. Secara umum reksadana dibagi menjadi 4 tipe berdasarkan alokasi dana investasinya, yaitu :

1. Reksadana pasar uang (money market fund)
Pada tipe ini, dana masyarakat yang terkumpul akan diinvestasikan dalam bentuk SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan deposito. Oleh karena itu reksadana pasar uang akan menghasilkan tingkat imbal hasil (bunga atau keuntungan) yang kurang lebih sama dengan deposito.
Tipe ini disarankan untuk investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun)

2. Reksadana pendapatan tetap (fixed income fund)
Tipe reksadana ini akan menginvestasikan dana dalam bentuk obligasi Negara maupun obligasi perusahaan. Disebut sebagai reksadana pendapatan tetap bukan karena harga dari reksadana ini akan selalu naik sehingga akan menghasilkan bunga secara konstan, namun lebih disebabkan karena investasi dalam bentuk obligasi akan memberikan bunga (dari kupon) tetap secara periodik. Walaupun bunga dari kupon besarannya sudah pasti dan akan diterima dalam periode yang tetap, namun harga dari obligasi itu sendiri dapat berfluktuasi sehingga harga dari reksadana tipe ini juga akan berfluktuasi (bisa naik ataupun turun). Imbal hasil yang diberikan oleh reksadana pendapatan tetap ini akan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana pasar uang. Tipe ini disarankan untuk investasi jangka menengah (1-3 tahun)

3. Reksadana campuran (balanced fund)
Tipe reksadana ini akan menginvestasikan dananya sebagian dalam bentuk obligasi dan sebagian lagi dalam bentuk saham. Tingkat resikonya cukup tinggi, namun hal ini dikompensasi dalam bentuk imbal hasil yang relatif tinggi juga.
Tipe ini disarankan untuk investasi jangka menengah (3-5 tahun)

4. Reksadana saham (equity fund)
Ini merupakan reksadana yang paling beresiko, sebab sebagian besar (sekitar 80%) dana akan diinvestasikan dalam bentuk saham. Namun jangan terlalu khawatir, sebab reksadana yang dikelola oleh manajer investasi (fund manager) tidak akan diinvestasikan dalam saham dari perusahaan kecil dimana harganya sangatlah berfluktuasi. Pada umumnya saham-saham yang dipilih adalah saham “blue chip”, yaitu saham dari perusahaan raksasa (seperti Telkom, Unilever, BCA, Bank Mandiri, Indofood, dll) yang memiliki kapitalisasi yang sangat besar. Saham jenis ini memiliki tingkat resiko yang masih bisa ditolerir, namun juga memiliki imbal hasil yang menjanjikan.
Tipe ini disarankan untuk investasi jangka panjang (di atas 3 tahun)


Saham

Dengan membeli saham, maka investor telah melakukan penyertaan modal terhadap perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Atau dalam kata lain berarti investor itu telah memiliki sebagian dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Dengan demikian, apabila performance perusahaan meningkat, maka harga sahamnya biasanya akan meningkat juga dan demikian sebaliknya.
Instrumen investasi ini hanya disarankan bagi investor yang memiliki pengetahuan yang memadai akan dunia saham, memiliki dana yang cukup besar, dan terutama harus memiliki risk appetite atau tingkat toleransi akan resiko yang tinggi. Hal ini disebabkan karena berinvestasi di saham memang dapat memiliki tingkat imbal hasil yang sangat tinggi, namun jangan terlena sebab dibelakang itu semua juga terdapat resiko yang tidak kalah besarnya.

Foreign exchange
Berinvestasi di foreign exchange biasanya dilakukan oleh investor dengan membeli mata uang tertentu (US Dollar, Euro, Yen, Singapore Dollar, dsb) dengan ekspektasi harganya naik sehingga dapat dijual kembali dengan mendapatkan keuntungan atas harga tersebut. Investasi di mata uang asing (foreign exchange) sangat dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di negara yang bersangkutan. Hal-hal tersebut antara lain adalah tingkat ekspor impor, tingkat pengangguran, dll dari Negara yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan kejelian, pengetahuan dan tingkat toleransi akan resiko yang cukup tinggi agar dapat memperoleh hasil yang optimal dari investasi di instrument ini.
Investasi di instrument ini seperti pada saham, dimana dapat menawarkan imbal hasil yang tinggi namun juga disertai dengan resiko yang tinggi.



Dari berbagai instrumen investasi ini, tidak menggambarkan mana yang lebih baik ataupun mana yang lebih beresiko, hal ini dikarenakan setiap instrumen ini memiliki sifat dan karakter yang berbeda didalam-nya sehingga penempatan instrumen harus tepat dan tidak boleh salah berdasarkan dari jangka waktu yang dibutuhkan dan tingkat keuntungan yang diinginkan. Namun disamping itu maksud dari suatu investasi adalah menekankan pada tujuan seseorang yang dapat terfokus pada sebuah tujuan atau impian seseorang dimasa depan .

Seseorang berinvestasi untuk sebuah atau beberapa tujuan, rata-rata tujuan umum yang sering ditujukan dalam investasi adalah :

Pensiun sejahtera
Tidak selama-nya orang ingin berkerja seumur hidup ataupun tidak selamanya kondisi fisik seseorang masih dapat mampu berkerja pada saat kondisi dia sudah tidak memungkinkan untuk produktif dikarenakan faktor usia. Hal ini menjadi tujuan seseorang untuk mulai berinvestasi yang dimana hasilnya akan dipergunakan sebagai tabungan dimasa dia tua nantinya. Investasi di masa tua haruslah diperhitungkan dengan sangat detail, berapa lama lagi dia akan pensiun, biaya hidup perbulan saat ini dan di masa pensiun yang diperhitungkan berdasarkan inflasi dan future value, sehingga seseorang dapat melakukan perencanaan investasi yang tepat untuk di masa pensiun dia. Perncanaan dana pensiun yang tidak tepat mengakibatkan seseorang tidak dapat pensiun dan tetap harus berkerja untuk mencukupi dana kehidupan kesehariannya oleh karena itu dalam melakukan perencanaan ini harus di perhitungkan secara tepat.

Jaminan pendidikan anak
Sama halnya melakukan investasi yang ditujukan untuk pendidikan anak, masa pendidikan rata-rata seorang anak dimulai dari umur 3 tahun sampai dengan usia 22 tahun yakni 19 tahun lamanya biaya yang harus dikeluarkan oleh orang-tua untuk membiayai pendidikan dari awal sampai lulus sarjana strata 1. Didalam melakukan perencanaan pendidikan tetap perlu diperhitungkan besarnya biaya rata-rata pendidikan di setiap tingkatannya, dimana biaya-biaya ini tergantung dengan tempat pendidikan anak disekolahkan. Disamping itu tingkat inflasi perlu di perhitungkan pada masing-masing waktu pada saat dibutuhkan dana tersebut. Perencanaan pendidikan yang tepat menjamin keadaan pendidikan seorang anak untuk mendapatkan yang terbaik.

Investasi Ibadah
Beberapa orang melalukan investasi yang tujuan nantinya akan dipergunakan untuk ibadah. Beberapa bentuk dari kegiatan ini ialah mengunjungi tanah suci atau membangun tempat ibadah untuk meningkatkan iman kepada sang pencipta. Dalam melakukan investasi yg ditujukan untuk ibadah, tetap harus di perhitungkan kapan akan dipergunakan dan berapa nilai atau jumlah yang dibutuhkan pada masa itu. Sehingga penempatan jumlah dan alokasi dana dapat dilakukan dengan tepat.

Membeli rumah, mobil dll
Melakukan investasi untuk membeli rumah, mobil atau yang lainnya adalah termasuk dalam kebutuhan utama saat ini sehingga banyak orang yang melakukan investasi untuk mendapatkannya. Kebutuhan untuk membeli rumah perlu di perhitungkan nilai investasi yang tepat dan berapa nilai inflasinya atas kenaikan harga, perbedaan lokasi akan menjadikan perubahan nilai harga yang signifikan. Oleh karena pertimbangan akan nilai investasi harus diseuaikan dengan kebutuhan yang akan di pergunakan nantinya.


Tapi ingat, tujuan itu bukan datang besok. Investasi sesorang tidak akan terkumpul begitu saja. Perlu proses yang panjang. Bukan tidak mungkin kita akan menggunakan dana yang telah kita kumpulakn dalam instrumen investasi kita untuk hal-hal mendadak seperti : sakit, musibah, kecelakaan atau berbagai resiko lainnya. Jika hal-hal itu terjadi, haruskah kita mengorbankan tabungan masa pensiun kita, tabungan pendidikan anak-anak kita dengan mengambil uang yang seharusnya ditabung untuk mereka? Hal ini akan menjadi ke khawatiran yang besar apabila tidak disadari dari sekarang. Maka apabila seseorang sudah memiliki sebuah tabungan, tetap harus memiliki asuransi untuk melindungi nilai tabungan yang ada didalamnya dari resiko-resiko yang dapat terjadi.